Rabu, 03 Februari 2021

Film Serial “ Encounter “


Sinopsis Film :

Kisah Cha Soo Hyun (Song Hye Kyo),

putri seorang politisi yang hidupnya penuh tekanan sejak kecil.

Ia tidak bisa dan tidak berani memilih jalan hidupnya sendiri. Maka setelah lulus kuliah, ia menurut saja ketika dijodohkan dengan pria putra konglomerat sebagai jalan memuluskan karier politik ayahnya.

Sayangnya, nasib pernikahannya tak berusia lama. Soo Hyun yang telah berusia di atas 30-an pun harus bercerai


Ia kemudian memilih melajang, fokus mengurus bisnis hotel tua warisan mertuanya hingga berhasil menjadi salah satu hotel ternama di Korea.


Di sisi lain, ada Kim Jin Hyuk (Park Bo Gum), seorang pria muda berusia 20-an.

Meski hidup sederhana dan berasal dari keluarga biasa, Jin Hyuk sangat bahagia menikmati hidupnya. Ia memiliki sifat positif dan pandai menemukan kebahagiaan dari hal-hal sederhana.

Suatu hari, berbekal tabungan, Jin Hyuk berlibur ke Kuba dan tanpa sengaja bertemu Soo Hyun yang sedang melakukan perjalanan bisnis.

Pertemuan tak sengaja ini kemudian mendekatkan mereka dan tumbuhlah benih-benih asmara. Kedua orang ini awalnya mengira pertemuan di Kuba hanya akan jadi pertemuan singkat dan sementara bagi mereka.

Namun, rupanya saat kembali ke Korea, Jin Hyuk mendapat kabar bahwa ia baru saja diterima bekerja di hotel Donghwa.

Soo Hyun juga bekerja di hotel tersebut sebagai pemimpinnya. Bagaimana kelanjutan kisah cinta Soo Hyun dan Jin Hyuk?

Saksikan selengkapnya dalam drama Encounter

Mari kita ambil sisi baik dari DRAMA ini . . .?

Smoga Bermanfaat

Episode 1


Kamis, 01 Oktober 2020

Kajian Kitab Miftahus Sudur ( KH.ZEZEN ZAINAL ABIDIN, TQN SURYALAYA )


Kajian I
Part. 1

Part. 2

Part. 3

Part. 4

Part. 5


Kajian II
Part. 1

Part. 2

Part. 3

Part. 4

Part. 5


Kajian III
Part. 1

Part. 2

Part. 3

Part. 4

Part. 5


Kajian IV
Part. 1

Part. 2

Part. 3

Part. 4

Part. 5


Kajian V
Part. 1

Part. 2

Part. 3

Part.4


Kajian VI
Part. 1

Part. 2

Part. 3


Di posting dari:
Chanel " Hijrah Santuy "



10_2020

Jumat, 25 September 2020

Rp-20.000/Jam

 1 Januari 2012 pukul 11.56

 Seorang pria pulang kantor terlambat, dalam keadaan lelah dan penat, saat menemukan anak lelakinya yang berumur 5 tahun menyambutnya di depan pintu.

“Ayah, boleh aku tanyakan satu hal?”

“Tentu, ada apa?”

“Ayah, berapa rupiah ayah peroleh tiap jamnya?”

“Itu bukan urusanmu. Mengapa kau tanyakan soal itu?” kata si lelaki dengan marah.

“Saya cuma mau tahu. Tolong beritahu saya, berapa rupiah ayah peroleh dalam satu jam?” si kecil memohon.

“Baiklah, kalau kau tetap ingin mengetahuinya. Ayah mendapatkan Rp 20 ribu tiap jamnya.”

“Oh,” sahut si kecil, dengan kepala menunduk. Tak lama kemudian ia mendongakkan kepala, dan berkata pada ayahnya, “Yah, boleh aku pinjam uang Rp 10 ribu?”

Si ayah tambah marah, “Kalau kamu tanya-tanya soal itu hanya supaya dapat meminjam uang dari ayah agar dapat jajan sembarangan atau membeli mainan, pergi sana ke kamarmu, dan tidur. Sungguh keterlaluan. Ayah bekerja begitu keras berjam-jam setiap hari, ayah tak punya waktu untuk perengek begitu.”

Si kecil pergi ke kamarnya dengan sedih dan menutup pintu. Si ayah duduk dan merasa makin jengkel pada pertanyaan anak lelakinya.

Betapa kurang ajarnya ia menanyakan hal itu hanya untuk mendapatkan uang? Sekitar sejam kemudian, ketika lelaki itu mulai tenang, ia berpikir barangkali ia terlalu keras pada si anak. Barangkali ada keperluan yang penting hingga anaknya memerlukan uang Rp 10 ribu darinya, toh ia tak sering-sering meminta uang. Lelaki itu pun beranjak ke pintu kamar si kecil dan membukanya.

“Kau tertidur, Nak?” ia bertanya.

“Tidak, Yah, aku terjaga,” jawab si anak.

“Setelah ayah pikir-pikir, barangkali tadi ayah terlalu keras padamu,” kata si ayah. “Hari ini ayah begitu repot dan sibuk, dan ayah melampiaskannya padamu. Ini uang Rp 10 ribu yang kau perlukan.”

Si bocah laki-laki itu duduk dengan sumringah, tersenyum, dan berseru, “Oh, ayah, terima kasih.”

Lalu, sambil menguak bantal tempatnya biasa tidur, si kecil mengambil beberapa lembar uang yang tampak kumal dan lecek.

Melihat anaknya ternyata telah memiliki uang, si ayah kembali naik pitam. Si kecil tampak menghitung-hitung uangnya.

 “Kalau kamu sudah punya uang sendiri, kenapa minta lagi?” gerutu ayahnya.

 “Karena uangku belum cukup, tapi sekarang sudah.” jawab si kecil.

 “Ayah, sekarang aku punya Rp 20 ribu. Boleh aku membeli waktu ayah barang satu jam? Pulanglah satu jam lebih awal besok, aku ingin makan malam bersamamu.”

-----------------------------------------------------------------------------------

Pesan dari artikel di atas

Tugas kita sebagai orang tua mengajarkan menanamkan cinta dan kasih sayang agar anak-anak kita tidak terbiasa menyebarkan kebencian sebab menyebarkan kebencian paling mudah dilakukan daripada menyebarkan cinta dan kasih sayang. Coba perhatikan di sekeliling kita, anak-anak yang tumbuh dengan cinta dan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuanya akan lebih mudah menghormati orang lain dan kemampuan untuk berpikir positif dalam menghadapi setiap masalah.

 

Orang tua yang bahagia mampu menebarkan cinta dan kasih sayang dihati anak-anaknya. Anak-anak yang hidup dalam cinta dan kasih sayang akan tumbuh menjadi insan yang penuh cinta dan kasih sayang. Itulah makna sayang kita sebagai orang tua kepada anak-anak kita.

----

Orang yang senantiasa menyayangi sesamanya maka akan sayangi oleh Ar-Rahman (Yang Maha Penyayang). Sayangilah yang ada di muka bumi niscaya engkau akan disayangi oleh yang ada di langit." (Hadist Riwayat At-Tirmidzi) _

 


(  Zaenal_brahul@yahoo.co.id / 01_01_2012 )

https://www.youtube.com/channel/UCr6Fpmfu-5Yu7h4nWsGprpg?view_as=subscriber

https://www.facebook.com/zaenal.brahul/notes

Assalamualaikum..

Salam sahabat,....

Tiap sakit hanya mengingatkan akan bernilainya sehat,

tiap sedih sekedar menyadarkan akan indahnya bahagia

dan tiap kehilangan menunjukan betapa berharganya apa yang kita miliki saat ini…

 

Semoga Kita terus di berikan...

Kesehatan

Kebahagiaan

Dan mensyukuri

Akan semua Pemberiaan-NYA......

Aamiin...........

 

 

02_1995

GhepenX'Tea


" DUDUK DI ATAS PERMADANI "

 3 September 2011 pukul 13.24

 

Derita- Janganlah Di Rasakan Sepedih Rasa

Ketegaran Akan Lebih Indah Di Kenang Nanti.

 

Kesedihan- Nikmatilah saja,

Sebab Ratap TAngis Takan Mengubah segalanya.

 

Luka & Kecewa- Janganlah Biarkan Meracuni Jiwa,

Ketabahan Dan Kesabaran Lebih Utama.

 

Kebencian & Kemarahan- Mengapa Mesti Di Umbar Sepenuh Jiwa,

Sedang Menahan diri Lebih Berpahala.

 

Kesalahan- Jangankan Kita Biarkan Kita Tenggelam Di Dalamnya,

Bertaubat Akan Lebih Utama.

 

Harta- Mengapa Mesti Di Kukuhi Sendiri

Kedermawanan Justru  Akan Melipat Gandakannya.

 

Kepandaian- Apakah Mesti Membusungkan Dada Dan Membuat Kerusakan Di Dunia,

Padahal Di  Perintahkannya Kita Memimpin Dunia Agar Sejahtera.

 

Bahagia- Mengapa Mesti Di Rasakan Dan Di Nikmati Sendiri,

Memberi Akan Lebih Banyak Menuai Arti.

 

Hidup- Haruskan Di Isi Dengan Kesia-siaan Belaka,

Begitu Banyak Kebaikan Bisa Di Ciptakan.

 

Bilamana Semua Itu Bisa Kita Lakukan,

Insya Allah Kita Akan Berada Di Antara Mereka Sambil Duduk Di Atas Permadani,

Sambil Bercengkerama Dan Bercerita Tentang Apa-apa Yang Pernah Kita Lakukan Di Masa Lalu. Sehingga Kita Semua Mendapatkan Anugerah Itu......

Aamin,..

aamin,..

aamin Ya Robal Alamin..

 

( Zaenal_Brahul@yahoo.co.id / Syawal 1432 H )

https://www.youtube.com/channel/UCr6Fpmfu-5Yu7h4nWsGprpg?view_as=subscriber

https://www.facebook.com/zaenal.brahul/notes